Senin, 03 Oktober 2016

Mengenal sosok Sri Sultan Hamengkubuwono IX

 Bismillahhirahmanirahim

            assalamualaikum wr.wb,selamat pagi :)  Matahari pagi ini begitu indah ya , cahayanya begitu menyilaukan, dan  membuat saya terbangun untuk menuliskan sesuatu di blog ini  ( haha padahal karena memang ada tugas ). 

     Teman temanku sekalian, kali ini saya akan membahas tentang perjalanan saya ke sebuah Museum di Yogyakarta . kalian semua oasti sudah tau kan  Daerah istimewa yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan nama jogja,merupakan kota yang terkenal dengan sejarah dan warisan budayanya. Yogyakarta merupakan pusat kerajaan mataram,dan sampai saat ini masih ada keraton yang masih berfungsi dalam arti sesungguhnya. Tak ayal bila kota jogja sangat terkenal dan merupakan salah satu tujuan utama para wisatawan mancanegara,untuk berlibur dan mengabiskan sisa waktu istirahatnya di jogja. Salah satu yang menarik dar kota Yogyakarta adalah adanya keraton Yogyakarta yang masih berdiri kokoh sampai saat ini, Tapi guys, kali ini saya bukan membahas tentang keraton Yogyakarta ya, yang akan saya bahas adalah salah satu gedung di dalam keraton Yogyakarta ini. Kalian yang pernah berkunjung ke dalam keraton pasti tahu dong ada apa saja di dalam keraton Yogyakarta ini.  

    Dalam Keraton Yogyakarta ini terdapat sebuah museum yang sering disebut dengan museum Hamengkubuono IX. Di bawah ini akan saya bahas ulasan tentang museum tersebut , sebelumnya terimakasih sudah memnyempatkan untuk membaca . 

                                  Museum Hamengkubuono IX

  Pada minggu lalu saya berkunjung ke museum ini bersama teman saya, museum ini berlokasi di dalam Keraton Yogyakarta yaitu Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55133 . Akses menuju ke keraton Yogyakarta cukup mudah bisa dengan kendaraan pribadi atau dengan kendaraan Umum sperti Trans Jogja . Untuk masuk ke museum Hamengkubuono ini kita bisa langsung masuk lewat pintu samping keraton lalu membayar tiket masuk sehara Rp.5000,00/org dan biaya untuk pengambilan gambar melalui kamera seharga Rp 1000,00. 

Peta Lokasi Museum Hamengkuwono/ Keraton Yogyakarta


Hasil gambar untuk peta lokasi keraton yogyakarta

Sejarah berdirinya Museum Hamengkubuwono IX

Hasil gambar untuk museum sri sultan hamengkubuwono ix

      Karena letak Museum ini yang berada di dalam keraton maka sejarah dari museum ini juga tidak akan jauh hauh dari sejarah berdirinya keraton. Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono l beberapa bulan pasca perjanjian giyanti pada tahun 1755. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama Garjitawati. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura dan Surakarta) yang akan dimakamkan di Imogiri . Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah mata air, Umbul Pacethokan, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I berdiam di Pesanggrahan Ambar Ketawang yang sekarang termasuk wilayah Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman .

        Pada mulanya kraton ini digunakan sebagai tempat tinggal raja Kasultanan Yogyakarta dan sebagai pusat pemerintahan. Pada saat ini, sultan tidak lagi tinggal di dalam komplek kraton tetapi tinggal di komplek taman sari. Status kepemimpinan Sultan tidak mutlak seperti tempo dahulu. Sekarang sistem pemerintahan diatur oleh pemerintah pusat. Sultan menjabat sebagai Kepala Daerah Tingkat I.

                   Museum Hamengkubuwono IXsendiri diresmikan pada tanggal  18 November 1990 oleh putra nya sendiri yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X. Pendirian Museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX bertujuan untuk mengenang semangat juang dan jasa-jasa beliau dalam memimpin kasultanan Yogyakarta maupun peran beliau dalam kancah sejarah berdirinya Republik Indonesia. Dibangunlah sebuah ruangan disalah satu sudut kraton Yogyakarta yang menyimpan benda-benda peninggalan beliau. 


Jika saya melihat secara keseluruhan Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX berisi benda koleksi peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, antara lain meja tulis, cindera mata, foto, beberapa penghargaan berupa medali, tanda jasa, dan surat keputusan presiden RI (penganugerahan pahlawan nasional untuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX). Terdapat pula koleksi mobil-mobilan Sri Sultan Hamengkubuwono IX ketika masih kecil, peralatan memasak, bumbu dapur, baju, dan berbagai benda lainnya.

Nilai Penting Dan Keunikan dari Museum Hamengkubuwono IX 

 Kebesaran nama HB IX banyak diabadikan oleh museum-museum di Yogyakarta. Bahkan Museum Bebadan Keraton Yogyakarta sendiri mendirikan sebuah museum khusus mengenang jasa-jasa HB IX dengan nama “Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX” di lingkungan Keraton Yogyakarta. Museum HB IX mengoleksi banyak benda bersejarah peninggalan HB IX, termasuk piagam penggabungan Keraton Yogyakarta ke NKRI yang terkenal dengan nama Amanat 5 September 1945. Koleksi lain seperti barang-barang pribadi antara lain kamera, sepatu, baju, topi, foto, meja kursi, lencana, dan uang kertas Rp 10.000 bergambar HB IX.

    Museum terbagi menjadi tiga bangunan. Bangunan utama berasitektur Jawa dengan dinding kaca yang mengelilinginya. Bagian kedua berada di sisi timur bagunan utama, serta bangunan ketiga terletak di sisi selatannya. Di dalam ketiga bangunan tersebut pengunjung bisa menyaksikan benda-benda pribadi Sultan HB IX. Seperti pada   bagian yang pertama yaitu bangunan modern berdinding kaca yang didalam nya di pamerkan sebuah alat alat kerja sultan seperti meja dan alat tulis menulis,terdapat beberapa piagam yang dimiliki oleh sultan, Jam dinding, bintang jasa , lencana,hngga koleksi maklumat antara HB IX dengan   Paku Alam VII, dll . Benda benda dalam museum di setiap ruangan di lindungi dengan pembatas agar tidak di sentuh oleh para pengunjung untuk dan guna menjaga keutuhan barang. 

Hasil gambar untuk museum sri sultan hamengkubuwono ix

Beberapa Penghargaan yang dimiliki oleh Sultan 






Selanjutnya pada bagian lain dalam museum ini terdapat satu sudut ruangan yang memiliki  tulisan ”Tahta Untuk Rakyat”, ini menunjukkan bahwa beliau seorang raja yang merakyat, sederhana, teguh pendirian, dan penuh tanggungjawab. Tanggungjawab kepada diri sendiri, rakyat, dan Tuhan. Didalam ruang terpisah, ditampilkan pakaian, sepatu, tas dan peralatan lain milik Sri Sultan Hamengku Buwono IX..
Selain benda-benda yang disebutkan diatas juga dipamerkan benda-benda kebesaran keraton Yogyakarta, yaitu berupa Lambang kerajaan yang selalu dikeluarkan pada upacara-upacara resmi dan selalu menyertai Sultan yang biasa disebut Ampilan Dalem. Benda-benda ini dibuat dari emas dan ulasannya dibawa oleh 8 orang abdi dalem perempuan, masing-masing bertugas membawa benda yang berbentuk :
  1. Banyak / angsa adalah simbol kesucian dan kewaspadaan.
  2. Dhalang / khijang adalah simbol kegesitan dan kebijaksanaan.
  3. Sawung atau ayam jantan adalah simbol keberanian.
  4. Merak adalah simbol kewibawaan.
  5. Naga adalah simbol penyangga atau pembawa dunia.
  6. Sapu tangan emas adalah simbol dari penghapus segala kotoran, baik jasmainah maupun rohaniah.
  7. Kutuk atau kotak merupakan simbol dari daya pemikat atau penarik.
  8. Kandhil merupakan simbol dari penerangan di hati rakyat.
  9. Saput atau tempat segala macam alat. Simbol dari kesiap-siapan. Ampilan dalem satu ini harus dibawa oleh seorang lurah keparak para gusti
Dari benda benda yang ada di dalam museum ini saya mendapatkan informasi bahwa Sultan Hamengkubuwono ke IX memiliki beberapa hobi seperti menari,memasak, dan fotografi, Bukti bahwa Sultan memiliki hobi maak adalah adanya sisa sisa bumbu masak mlik sultan  yang masih disimpan hingga sekarang .


Di salah satu ruang museum terpampang satu lukisan sultan mengenakan baju batik dan kutipan judul biografi sultan yang diterbitkan beberapa tahun sebelum beliau mangkat, “Tahta untuk Rakyat”. Dua hal ini, pernyataan sebagai orang Jawa dan orientasi kepada rakyat menggambarkan bahwa sebagai sultan, raja masyarakat Yogyakarta, beliau berdiri pada akar budayanya dan berorientasi kepada kesejahteraan rakyat.

Benda-benda lainnya seperti foto semasa kecil, foto-foto beragam kegiatan, berbagai penghargaan, pakaian adat Jawa, pakaian militer, hingga dokumentasi saat Sang Sultan dimakamkan semakin memperkaya pengetahuan pengunjung akan sosok yang satu ini.

   Di museum ini pengunjung juga  dapat melihat keterlibatan Sri Sultan dalam perjuangan kemerdekaan, dalam kegiatan di kraton sebagai seorang sultan Yogyakarta, pejabat negara RI, berbagai kegiatan lain seperti Pramuka–Sultan HB IX adalah Bapak Pramuka Indonesia–, juga keseharian sebagai seorang pribadi. Terdapat meja kerja, berbagai penghargaan, pakaian, dan berbagai benda lain seperti pakaian seragam militer.

Opini
   Menurut saya museum ini sangat rekomendet untuk di kunjungi oleh msyarakat dengan tujuan sebaga ajang melestarikan budaya dan sebagai sarana untuk mengenang seorang tokoh, Museum HB IX tidak hanya merupakan tempat menyimpan benda mati. Artefak saksi keberadaan tokoh tersebut berusaha dihidupkan dalam pameran. Benda-benda tersebut dipilih, dan dipamerkan secara berkelompok dan dengan urutan tertentu, ditambah keterangan-keterangan pada label sehingga membentuk suatu cerita yang mengagungkan sang tokoh. Hal ini masih ditambah dengan bangunan museum berarsitektur Jawa dengan berbagai ukiran keemasan khas kraton, menekankan kebesaran Sultan HB IX.
Salah satu tujuan penyelenggaraan museum terutama museum memorabilia adalah untuk pendidikan, untuk menyampaikan nilai-nilai baik dari sang tokoh yang dikenang dalam museum. Dari apa yang disajikan, pengunjung dapat belajar tentang sosok Sultan Hamengku Buwono IX.

Dokumentasi :



Baju baju dan benda benda kebesaran sultan





Peristiwa-peristiwa pentng yang di lakukan sultan







                                                                               Foto sultan di dalam mata uang                                    

sumber :
nationalgeographic.co.id 
http://museumjogja.org/id/content/20-museum-keraton-yogyakarta
https://teamtouring.net/museum-sri-sultan-hamengkubuwono-ix.html


3 komentar: