Selasa, 23 Agustus 2016

candi Pawon

selamat malam guys ^_^
Jangan bosen yaa , malem ini aku mau bahas candi lagi nih . Simak ya guys.
nih Candi Pawon untuk kalian 

              Candi Pawon

  • Lokasi Candi Pawon 

Candi pawon merupakan candi Buddha yang letaknya tidak jauh dari candi mendut dan Candi Borobudur. Nama lain dari Candi ini adalah Candi Brajanalan. Candi ini merupakan versi pendahuluan untuk Candi Borobudur.
Keberadaannya teletak di tengah-tengah antara Candi Mendut dan Candi Borobudur dalam satu garis sumbu, sehingga menimbulkan dugaan bahwa ketiga candi ini memiliki kaitan yang erat. Selain itu, lokasinya yang berada di tengah-tengah diantara bangunan Candi Borobudur dan Candi Mendut, candi Buddha ini juga disebut sebut sebagai poros tengah ketiga candi tersebut.
Jarak ketiga candi tersebut adalah sekitar 1,15 kilometer dari lokasi Candi Pawon ke arah timur berdiri bangunan Candi Mendut dan sekitar 1,75 kilometer ke arah barat berdiri bangunan Candi Borobudur yang megah. Secara administratif situs bangunan Candi Buddha ini terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi jawa Tengah.
Harga tiket masuk Candi Pawon
Setiap orang hanya dikenakan biaya masuk sebesar (Rp. 1.800,- dan Rp. 3.300,- WNA)
Fasilitas wisata Candi Pawon
  1. Parkir Kendaraan
  2. Toilet
  3. Warung Makan yang dikelola warga setempat

  • Sejarah Candi Pawon


Candi Pawon merupakan versi pendahuluan untuk Candi Borobudur. Dugaan ini didasarkan pada lokasi candi yang berada tepat di pertengahan bangunan Candi Borobudur dan Candi Mendut. Selain itu, hal ini juga didasarkan pada pola relief yang terpahat pada dinding-dinding situs bangunan Candi Pawon yang dianggap sebagai permulaan dari relief yang terdapat pada situs bangunan bersejarah Candi Borobudur di Kabupaten Magelang.
Mengenai asal-usul penamaan situs candi ini, seorang ahli epigrafi yaitu J.G. de Casparis mengungkapkan bahwa arti dari nama Candi Pawon adalah Candi Perabuan. Perabuan atau juga yang berarti perapian berasal dari kata dasar abu. Kata Pawon sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘pawuan’. Dari kata dasar ‘awu (abu)’ yang diberi awalan kata pa- dan diberi akhiran –an.
Nama lain dari Candi Pawon, yaitu Bajranalan juga memiliki arti yang hampir sama. Brajanalan sendiri berasal dari kata ‘vajra’ yang memiliki arti halilintar dan ‘anala’ yang berarti api. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua nama dari candi ini memberikan arti bahwa candi ini merupakan sebuah tempat untuk menyimpan abu (awu). Casparis juga menyebutkan bahwa Candi Pawon dibangun sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra (782 – 812 Masehi). Raja Indra adalah ayah dari Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
  • Nilai penting dan Keunikan

Pada tubuh Candi Pawon ini terdapat sebuah ruangan yang konon dahulu di dalamnya terdapat sebuah Arca Bodhisatva. Arca tersebut diperkirakan terbuat dari bahan perunggu. Hal ini didasarkan pada informasi yang didapat dari isi Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan bahwa Arca Bodhisatva di dalam tubuh Candi Pawon mengeluarkan wajra yang berarti sinar.
Penempatan Arca di dalam ruangan tubuh candi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Indra. Raja Indra sebagai Raja kerajaan Mataram Kuno ini, setelah meninggal dianggap sudah mencapai tataran Bodhisatva. Berdasarkan informasi yang ada candi ini pernah dipugar pada tahun 1903 sampai dengan tahun 1904 pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia. Informasi tersebut terdapat pada sebuah coretan di pintu masuk candi bersejarah ini.

Gambaran Bangunan Candi Pawon

Situs bangunan candi ini tersusun dari batuan gunung api atau yang sering disebut sebagai batu andesit. Bangunan yang bersifat agama Buddha ini memiliki desain arsitektur yang unik, karena terdapat penggabungan seni bangunan Hindu Jawa Kuno dan arsitektur India yang terkemas menjadi sebuah bangunan yang kokoh dan rupawan.
Candi yang disebut sebut sebagai awal permulaan dari Candi Borobudur ini memiliki luas teras dan tangga yang bisa dikatakan cukup lebar. Pada bangunan bersejarah ini terdapat berbagai macam bentuk hiasan stupa-stupa dan relief-relief yang menggambarkan pohon kalpataru atau disebut pohon hayati yang berada di tengah tengah pundi-pundi dan kinara-kinari. Adapun gambaran mengena Candi Buddha ini secara lengkap adalah sebagai berikut.
Atap candi memiliki bentuk persegi yang bersusun dengan dagoba kecil pada masing-masing sisinya. Pada puncak atap candi ini terdapat sebuah dagoba yang berukuran besar. Cungkup-cungkup bangunan Candi Pawon yang memiliki hiasan dagoba-dagoba memiliki kesamaan bentuk seperti yang terdapat pada bangunan Candi Borobudur.
Dinding-dindingnya dihiasi dengan banyak simbol Budhisme. Selain itu, candi ini juga memiliki kemiripan motif pahatan-pahatan dengan pahatan yang terdapat pada bangunan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Bahkan Poerbatjaraka, seorang ahli kepurbakalaan berpendapat bahwa Candi ini merupakan bagian dari Candi Borobudur.
Candi yang disebut sebut sebagai awal permulaan dari Candi Borobudur ini memiliki luas teras dan tangga yang bisa dikatakan cukup lebar. Pada bangunan bersejarah ini terdapat berbagai macam bentuk hiasan stupa-stupa dan relief-relief yang menggambarkan pohon kalpataru atau disebut pohon hayati yang berada di tengah tengah pundi-pundi dan kinara-kinari. Adapun gambaran mengena Candi Buddha ini secara lengkap adalah sebagai berikut.
Atap candi memiliki bentuk persegi yang bersusun dengan dagoba kecil pada masing-masing sisinya. Pada puncak atap candi ini terdapat sebuah dagoba yang berukuran besar. Cungkup-cungkup bangunan Candi Pawon yang memiliki hiasan dagoba-dagoba memiliki kesamaan bentuk seperti yang terdapat pada bangunan Candi Borobudur.
Dinding-dindingnya dihiasi dengan banyak simbol Budhisme. Selain itu, candi ini juga memiliki kemiripan motif pahatan-pahatan dengan pahatan yang terdapat pada bangunan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Bahkan Poerbatjaraka, seorang ahli kepurbakalaan berpendapat bahwa Candi ini merupakan bagian dari Candi Borobudur.

Dinding-dinding candi pawin sisi utara dan sisi selatan memiliki hiasan relief relief yang sama bentuknya. Pada kedua sisi dinding candi tersebut dihiasi relief yang menggambarkan Kinara dan Kinari, yaitu sepasang burung yang berkepala manusia. Kinara dan Kinari tersebut digambarkan dalam posisi berdiri sedang mengapit pohon Kalpataru yang terlihat tumbuh di dalam sebuah jambangan.
Pohon tersebut dikelilingi dengan beberapa jumlah pundi-pundi uang dan pada bagian langitnya terlihat ada sepasang manusia yang sedang terbang. Di atas dinding-dinding candi ini terlihat ada sepasang jendela-jendela berukuran kecil yang memiliiki fungsi sebagai ventilasi ruangan candi. Di antara kedua lubang ventilasi tersebut terdapat hiasan pahatan Kumuda.
  • Opini 
menurut saya objek wisata ini sebenarnya sudah layak untuk di rekomendesikan sebagai destinasi wisata sejarah dan kebudayaan namun karena letak nya yang di tengah desa dan tidak di lalui oleh transportasi umum tempat ini menjadi jarang terjamah oleh wisatawan apalagi dari manca negara. Pengelolaan tempat nya pun belum terurus dan tertata dengan baik. Fasilitas nya pun perlu untuk di tambah lagi .
Tapi melihat keindahan dan keunikan nya , kalian nggak akan nyesel kok guys datang kesini.

  • sumber
http://www.situscandi.com/candi-pawon
http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-candi_pawon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar