Selasa, 23 Agustus 2016

candi Pawon

selamat malam guys ^_^
Jangan bosen yaa , malem ini aku mau bahas candi lagi nih . Simak ya guys.
nih Candi Pawon untuk kalian 

              Candi Pawon

  • Lokasi Candi Pawon 

Candi pawon merupakan candi Buddha yang letaknya tidak jauh dari candi mendut dan Candi Borobudur. Nama lain dari Candi ini adalah Candi Brajanalan. Candi ini merupakan versi pendahuluan untuk Candi Borobudur.
Keberadaannya teletak di tengah-tengah antara Candi Mendut dan Candi Borobudur dalam satu garis sumbu, sehingga menimbulkan dugaan bahwa ketiga candi ini memiliki kaitan yang erat. Selain itu, lokasinya yang berada di tengah-tengah diantara bangunan Candi Borobudur dan Candi Mendut, candi Buddha ini juga disebut sebut sebagai poros tengah ketiga candi tersebut.
Jarak ketiga candi tersebut adalah sekitar 1,15 kilometer dari lokasi Candi Pawon ke arah timur berdiri bangunan Candi Mendut dan sekitar 1,75 kilometer ke arah barat berdiri bangunan Candi Borobudur yang megah. Secara administratif situs bangunan Candi Buddha ini terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi jawa Tengah.
Harga tiket masuk Candi Pawon
Setiap orang hanya dikenakan biaya masuk sebesar (Rp. 1.800,- dan Rp. 3.300,- WNA)
Fasilitas wisata Candi Pawon
  1. Parkir Kendaraan
  2. Toilet
  3. Warung Makan yang dikelola warga setempat

  • Sejarah Candi Pawon


Candi Pawon merupakan versi pendahuluan untuk Candi Borobudur. Dugaan ini didasarkan pada lokasi candi yang berada tepat di pertengahan bangunan Candi Borobudur dan Candi Mendut. Selain itu, hal ini juga didasarkan pada pola relief yang terpahat pada dinding-dinding situs bangunan Candi Pawon yang dianggap sebagai permulaan dari relief yang terdapat pada situs bangunan bersejarah Candi Borobudur di Kabupaten Magelang.
Mengenai asal-usul penamaan situs candi ini, seorang ahli epigrafi yaitu J.G. de Casparis mengungkapkan bahwa arti dari nama Candi Pawon adalah Candi Perabuan. Perabuan atau juga yang berarti perapian berasal dari kata dasar abu. Kata Pawon sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘pawuan’. Dari kata dasar ‘awu (abu)’ yang diberi awalan kata pa- dan diberi akhiran –an.
Nama lain dari Candi Pawon, yaitu Bajranalan juga memiliki arti yang hampir sama. Brajanalan sendiri berasal dari kata ‘vajra’ yang memiliki arti halilintar dan ‘anala’ yang berarti api. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua nama dari candi ini memberikan arti bahwa candi ini merupakan sebuah tempat untuk menyimpan abu (awu). Casparis juga menyebutkan bahwa Candi Pawon dibangun sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra (782 – 812 Masehi). Raja Indra adalah ayah dari Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
  • Nilai penting dan Keunikan

Pada tubuh Candi Pawon ini terdapat sebuah ruangan yang konon dahulu di dalamnya terdapat sebuah Arca Bodhisatva. Arca tersebut diperkirakan terbuat dari bahan perunggu. Hal ini didasarkan pada informasi yang didapat dari isi Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan bahwa Arca Bodhisatva di dalam tubuh Candi Pawon mengeluarkan wajra yang berarti sinar.
Penempatan Arca di dalam ruangan tubuh candi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Indra. Raja Indra sebagai Raja kerajaan Mataram Kuno ini, setelah meninggal dianggap sudah mencapai tataran Bodhisatva. Berdasarkan informasi yang ada candi ini pernah dipugar pada tahun 1903 sampai dengan tahun 1904 pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia. Informasi tersebut terdapat pada sebuah coretan di pintu masuk candi bersejarah ini.

Gambaran Bangunan Candi Pawon

Situs bangunan candi ini tersusun dari batuan gunung api atau yang sering disebut sebagai batu andesit. Bangunan yang bersifat agama Buddha ini memiliki desain arsitektur yang unik, karena terdapat penggabungan seni bangunan Hindu Jawa Kuno dan arsitektur India yang terkemas menjadi sebuah bangunan yang kokoh dan rupawan.
Candi yang disebut sebut sebagai awal permulaan dari Candi Borobudur ini memiliki luas teras dan tangga yang bisa dikatakan cukup lebar. Pada bangunan bersejarah ini terdapat berbagai macam bentuk hiasan stupa-stupa dan relief-relief yang menggambarkan pohon kalpataru atau disebut pohon hayati yang berada di tengah tengah pundi-pundi dan kinara-kinari. Adapun gambaran mengena Candi Buddha ini secara lengkap adalah sebagai berikut.
Atap candi memiliki bentuk persegi yang bersusun dengan dagoba kecil pada masing-masing sisinya. Pada puncak atap candi ini terdapat sebuah dagoba yang berukuran besar. Cungkup-cungkup bangunan Candi Pawon yang memiliki hiasan dagoba-dagoba memiliki kesamaan bentuk seperti yang terdapat pada bangunan Candi Borobudur.
Dinding-dindingnya dihiasi dengan banyak simbol Budhisme. Selain itu, candi ini juga memiliki kemiripan motif pahatan-pahatan dengan pahatan yang terdapat pada bangunan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Bahkan Poerbatjaraka, seorang ahli kepurbakalaan berpendapat bahwa Candi ini merupakan bagian dari Candi Borobudur.
Candi yang disebut sebut sebagai awal permulaan dari Candi Borobudur ini memiliki luas teras dan tangga yang bisa dikatakan cukup lebar. Pada bangunan bersejarah ini terdapat berbagai macam bentuk hiasan stupa-stupa dan relief-relief yang menggambarkan pohon kalpataru atau disebut pohon hayati yang berada di tengah tengah pundi-pundi dan kinara-kinari. Adapun gambaran mengena Candi Buddha ini secara lengkap adalah sebagai berikut.
Atap candi memiliki bentuk persegi yang bersusun dengan dagoba kecil pada masing-masing sisinya. Pada puncak atap candi ini terdapat sebuah dagoba yang berukuran besar. Cungkup-cungkup bangunan Candi Pawon yang memiliki hiasan dagoba-dagoba memiliki kesamaan bentuk seperti yang terdapat pada bangunan Candi Borobudur.
Dinding-dindingnya dihiasi dengan banyak simbol Budhisme. Selain itu, candi ini juga memiliki kemiripan motif pahatan-pahatan dengan pahatan yang terdapat pada bangunan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Bahkan Poerbatjaraka, seorang ahli kepurbakalaan berpendapat bahwa Candi ini merupakan bagian dari Candi Borobudur.

Dinding-dinding candi pawin sisi utara dan sisi selatan memiliki hiasan relief relief yang sama bentuknya. Pada kedua sisi dinding candi tersebut dihiasi relief yang menggambarkan Kinara dan Kinari, yaitu sepasang burung yang berkepala manusia. Kinara dan Kinari tersebut digambarkan dalam posisi berdiri sedang mengapit pohon Kalpataru yang terlihat tumbuh di dalam sebuah jambangan.
Pohon tersebut dikelilingi dengan beberapa jumlah pundi-pundi uang dan pada bagian langitnya terlihat ada sepasang manusia yang sedang terbang. Di atas dinding-dinding candi ini terlihat ada sepasang jendela-jendela berukuran kecil yang memiliiki fungsi sebagai ventilasi ruangan candi. Di antara kedua lubang ventilasi tersebut terdapat hiasan pahatan Kumuda.
  • Opini 
menurut saya objek wisata ini sebenarnya sudah layak untuk di rekomendesikan sebagai destinasi wisata sejarah dan kebudayaan namun karena letak nya yang di tengah desa dan tidak di lalui oleh transportasi umum tempat ini menjadi jarang terjamah oleh wisatawan apalagi dari manca negara. Pengelolaan tempat nya pun belum terurus dan tertata dengan baik. Fasilitas nya pun perlu untuk di tambah lagi .
Tapi melihat keindahan dan keunikan nya , kalian nggak akan nyesel kok guys datang kesini.

  • sumber
http://www.situscandi.com/candi-pawon
http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-candi_pawon

Minggu, 21 Agustus 2016

Candi Ngawen




Hai guys, ini merupakan candi ke-3 yang akan saya bahas. Jika sebelumnya saya membahas 2 candi yang cukup terkenal di Magelang yaitu Candi Borobudur dan Candi Mendut, sekarang saya akan mengulas tentang Candi yang tdak kalah menarik dengan candi lain, namun karena ukuranya yang kecil dan letak nya yang berada di tengah desa Candi Ngawen ini jadi kurang terkenal dan di kunjungi oleh wisatawan.  Sayang sekali kan , padahal di Candi Ini juga mengandung nilai sejarah lho guys.

Lokasi :

Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.



bagaimana akses kesana :

  1. Dengan angkutan umum turun di jl. Pemuda tepatnya 500 setelah tape ketan muntilan belok kiri kemudian dilanjutkan dengan menempuh jarak sekitar 2,6 km anda akan menjumpai candi tersebut.
  2. Dengan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat dengan rute yang sama. 

oh ya teman teman, untuk masuk candi ini gratis loh, kita tidak perlu membayar tiket masuk

Sejarah Candi
  Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Sailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Menurut Soekmono keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M, yaitu Venuvana(Sanskerta: 'Hutan Bambu').

 

SEJARAH PENEMUAN

Candi ini pertama kali ditemukan tahun 1864 oleh seorang Belanda bernama N.W. Hoepermans. Dia menemukan arca Budha yang telah rusak dan menduga masih terdapat “sesuatu yang lain” tersembunyi di bawah sebuah bukit setinggi 2-3 meter.
Penggalian secara intensif mulai dilaksanakan tahun 1899. Sejumlah ahli arkeologi Belanda seperti BrandesVan Erp, dan Vink turun tangan membantu penggalian.
Van Erp menemukan sebuah struktur bangunan yang memiliki desain unik dan diduga sebagai sebuah candi. Tahun 1911, Van Erp menyebutkan Candi Ngawen hancur akibat letusan Gunung Merapi. Memang, candi ini pertama kali ditemukan dalam keadaan tertutup dengan pasir hingga setebal dua meter. Teori ini dianggap masuk akal, sebab Candi Borobudur yang berjarak hanya beberapa kilometer dari Candi Ngawen juga tertutup pasir akibat letusan Gunung Merapi.
Tahun 1920, sawah-sawah yang mengelilingi area penggalian dikeringkan dan proses ekskavasi dimulai. Restorasi dimulai dari candi induk di bagian Utara dan berhasil mengkonstruksi kembali satu candi induk, walau tanpa atap dan banyak bebatuan candi yang harus dibentuk ulang kembali. Bisa jadi, ini alasan mengapa dinding candi ini terlihat sebagai campuran semen dan batu kali, bukan susunan batu andesit.
Arkeolog Belanda lainnya, PJ Perquin, meneliti Candi Ngawen tahun 1925. Hebatnya, dia berhasil menyusun dan mengembalikan wujud salah satu dari kelima candi yang ada. Sementara empat buah candi lainnya, hingga saat ini tetap dibiarkan dalam kondisi yang jauh dari sempurna. Kelima candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke 8 atau 9 Masehi itu sama-sama menghadap ke arah Timur. Proses restorasi dinyatakan selesai oleh Perquin tahun 1927.

Keunikan dan Hal penting apa aja sih yang terdapat di Candi ini ?

Candi ngawen yang masih dalam tahap pemugaran ini terletak di desa Ngawen kecamatan Muntilan merupakan komplek percandian, hal ini dikarenakan terdapat lima bangunan dengan ciri bangunan peninggalan zaman Budha antara abad VIII hingga IX Masehi. Bangunan komplek candi tersebut merupakan bangunan yang di buat oleh Dinasti Syailendra dan kelima candi tersebut dibangun secara berderet dari utara ke selatan dengan masing masing menghadap ke arah timur.

Kondisi saat ini hanya candi no 2 saja yang kelihatan utuh, dengan sebuah patung Dhyani Buddha Ratnasambhawa dengan posisi tangan yang disebut Waramudra atau Buddha memberikan berkah. Candi tersebut menjadi bangunan paling lengkap diantara candi yang lain merupakan hasil pemugaran pada tahun 1927. Selain kelima bangunan tersebut di empat sudut bangunan ini terdapat patung empat singa dan merupakan symbol dari penjaga candi, lokasi dari keempat patung tersebut berada tepat dipertigaan jalan beraspal jalan desa setempat.
Untuk candi yang ke empat saat ini baru dalam proses pemugaran yang dilakukan oleh petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakal (BP3) Jawa Tengah. Hal ini di lakukan  dalam upaya untuk menampakkan wujud bangunan bersejarah tersebut, hingga bagian dasar selasar dengan memasangkan patung singa disetiap sudut dan menempatkan  satu patung Dhyani Buddha Amithaba atau sang Buddha bermeditasi, dimana bentuknya saat ini sudah tidak utuh lagi dibagian tengah candi tersebut.
Relief yang terukir di candi Ngawen dinataranya menggambarkan kisah Kinara kinari atau penghibur sang dewa di Khayangan dan kalamakara atau dewa waktu. Di komplek candi Ngawen ini juga sekaligus tempat menyimpan bebatuan candi lainnya yang masih belum bisa direkontruksi kembali atau batuan lepas.
Satu hal yang membuat candi ini kelihatan istimewa adalah adanya gerbang atau gapura yang jaraknya sekitar dua meter didepan pintu masuk bangunan utama.



Salah satu keunikan Candi Ngawen adalah keberadaan 4 buah arca singa di setiap sudut candi II dan Candi IV. Kompleks candi Ngawen terdiri dari 5 (lima) buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan. Bangunan candi menghadap Timur. Berturut dari arah selatan Candi Ngawen I, II, III, IV dan V dengan masing-masing candi berdenah bujur sangkar. Candi II dan IV memiliki Ukuran dan bentuk konstruksi yang sama.

Keunikan lainnya yaitu pada seni arsitektur candi ini, ditemukan pada arca singa yang menopang empat sisi bangunan candi yang berhasil direkonstruksi dari lima bangunan yang ada. Gaya ukiran arca singa ini menyerupai lambang singa pada negara Singapura, dan berfungsi mengaliri air hujan yang keluar lewat mulut arca.

Yang juga menarik pada saat mengunjungi komplek ini, kamu bisa menikmati taman kecil yang indah disini, kalo buat foto-foto sudah pasti ini tempat yang tepat. Dibagian timur dalam komplek ini masih terdapat tumpukan batu-batu sisa candi yang belum dipasang atau dipugar menjadi candi utuh. Tapi tetap menjadi hal menarik juga untuk dilihat, karena ternyata ada beberapa motif yang sangat khas bisa dilihat secara utuh dan dekat disini.


 Opini :

menurut saya candi ini sih bagus ya temen temen tapi pengelolaan nya itu yang masih sangat memprihatinkan, belum terurus dengan baik yaa. Padahal Candi ini mempunyai nilai sejarah yang kuat loh. Enak sih masuk nya gratis tapi ya begitulah fasilitas di sini sangat minim , Untuk toilet saja tidak ada yang layak untuk wisatawan disini juga jarang ditemukan penjual makanan. jadi kalau mau kesini bawa jajan dari rumah yaa :)
semoga setelah pemugaran nanti candi bisa lebih baik lagi dalam pengelolaan dan banyak wisatawan yang datang.


Sumber: 

http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-candi_ngawen_53

http://mblusuk.com/135-Candi-Ngawen.html

www.magelangonline.com/wisata-candi-ngawen-magelang

Candi Mendut


Lokasi

Candi Mendut terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sekitar 38 km ke arah barat laut dari Yogyakarta. Lokasinya hanya sekitar 3 km dari Candi Barabudhur, yang mana Candi Buddha ini diperkirakan mempunyai kaitan erat dengan Candi Pawon dan Candi Mendut. Ketiga candi tersebut terletak pada satu garis lurus arah utara-selatan.
 

Akses
Candi Mendut terletak 3 km arah timur dari candi Borobudur atau 1,5 km ke arah utara dari candi Pawon. Saat anda menuju Candi Borobudur pasti melewatinya dengan melihat papan menuju ke Candi Mendut. Dari jalan raya anda sudah bisa melihat keberadaannya
Harga Tiket
Harga tiket untuk memasuki tempat ini sebesar Rp. 3.000,- per orang
Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada tempat ini berupa tempat parkir kendaraan, toilet dan beberapa warung makan yang di kelola oleh para penduduk sekitar.

Sejarah Candi Mendut


Dari sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Karanganyar yaitu prasasti Kayumwungan, Candu Mendut diketahui dibangun oleh Raja Indra dari dinasti Syailendra. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti mengenai tahun pembuatan atau pembangunan Candi Mendut. Awalnya Candi Mendut ditemukan oleh seorang dari Belanda yang bernama J.G. de Casparis pada tahun 1836. Kemudian dari tahun 1897 hingga 1904 dilakukan perbaikan pada candi yang meliputi bagian kaki dan tubuh candi. Theodoor van Erp Kembali memeperbaiki candi hingga bagian puncaknya pada tahun 1908 sampai 1925.

Bangunan candi yang terbuat dari batu Andesit ini mempunyai luas secara keseluruhan mencapai 13,7 meter persegi dan mempunyai tinggi 26,4 meter. Pada bagian atas candi terdapat 48 buah stupa. Akan tetapi puncak candi sudah tak tersisa sehingga tak diketahui bentuk aslinya seperti apa. Selain untu obyek wisata Candi Mendut digunakan sebagai tempat upacara waisak pada bulan mei saat bulan purnama. Candi Mendut buka dari jam 07.00 hingga 18.00 untuk setiap harinya.
 
Nilai Penting dan Keunikan Candi Mendut 
 
Keunikan pada candi ini terletak pada reliefnya, Pada bagian kaki tubuh hingga atapnya Candi Mendut dihiasi dengan beberapa relief yang mengandung cerita moral dan digambarkan dengan tokoh binatang. Beberapa relief tersebut diantaranya Brahmana dan Kepiting yang menceritakan tentang Brahmana yang menyelamatkan seekor kepiting dan kemudian si kepiting membalas budi dengan cara menyelamatkan Brahmana saat mendapat gangguan dari ular dan gagak. Ada juga cerita tentang Dua ekor burung betet yang mempunyai karakter berbeda karena dibesarkan oleh Brahmana dan satunya dibesarkanoleh seorang penyamun. Relief terbesar terlihat di bagian belakang candi yang menceritakan tentang Buddha Avalokitesvara. 
Candi Mendut, Letak Dan Sejarahnya
Relief Di Candi Mendut

Candi Mendut, Candi Bertuah

Di bagian Candi Mendut ada relief Hariti yang juga disebut sebagai dewi kesuburan. Relief ini digambarkan Hariti sedang duduk dan memangku seorang anak serta beberapa anak lain yang sedang asyik bermain di sekitar Hariti. Karena inilah tak sedikit pasangan suami istri yang belum dikarunai anak datang untuk memohon kepada dewi kesuburan.
Candi Mendut, Letak Dan Sejarahnya


Pada hari raya Waisak candi ini akan menjadi sangat ramai sekali dan penuh sesah oleh para wisatawan. Hal ini karena pada hari raya Waisak biasanya umat Budha terutama para Bhiksu akan memadati candi ini untuk mengadakan prosesi perayaan Waisak.

Prosesi Waisak akan dimulai pada 1 hari sebelum hari waisak dengan pengambilan air dari beberapa sumber mata air suci di sekitar candi. Kemudian mulai malam hari semua pemuka agama Budha akan berkumpul di candi mendut untuk berdoa. Proses ini akan berlangsung sampai keesokan harinya.

Tepat pada hari raya Waisak seluruh umat Budha dan para Bhiksu akan mengadakan pawai arak-arakan dengan berjalan kaki menuju candi Borobudur. Dan pada akhirnya di candi Borobudur inilah puncak prosesi upacara Waisak akan digelar hingga selesai.

Perlu dijadikan catatan bahwa tepat pada saat prosesi upacara Waisak, candi Mendut dan candi Borobudur akan ditutup untuk umum. Para pengunjung dan wisatawan tidak akan diperkenankan masuk ke area candi. Jadi bila ingin mengunjungi candi-candi ini, pastikan sebelumnya untuk melihat kalender. Jangan sampai sudah jauh-jauh mengunjungi candi mendut , ternyata tidak boleh masuk.

Namun selain bangunan candi itu sendiri, sebenarnya prosesi perarakan upacara Waisak juga sangat layak untuk ditonton sebagai wisata sejarah candi mendut. Pada saat hari raya Waisak ini justru pengunjung candi mendut biasanya sangat membludak penuh dengan wisatawan domestik, dan terlebih wisatawan mancanegara. Demikianlah ulasan tentang Sejarah Candi Mendut Magelang, semoga bermanfaat bagi anda semua.

Opini
Menurut saya Candi Mendut ini sebenarnya cukup menarik untuk di jadikan sebagai destinasi wisata di Magelang , Namun karena pengelolaan nya yang masih kurang baik, serta sdikitnya program,acara atau kegiatan di dalam nya mengakibatkan daya tarik terhadap tempat inimasih sangat sedikit. tak banyak wisatawan asing ataupun domestik yang singgah ke Candi ini sehinga Candi ini serng terlihat sepi.
Haraapan saya untuk kedepanya semoga Candi ini dapat di kelola dengan lebih baik lagi dan lebih banyak di adakan kegiatan atau event event yang dapat menark perhatian wisatawan. Sepert saat diadakan peraaan wasak . Biasanya candi ini sangat dipadati pengunjung.

Sumber

http://www.sobatpetualang.com/2014/03/candi-mendut-letak-dan-sejarahnya.html

http://umibadriyah.blogspot.co.id/2013/08/dimanakah-letak-candi-mendut.html

http://betulcerita.blogspot.co.id/2016/08/sejarah-candi-mendut-magelang.html

Kamis, 18 Agustus 2016

Candi Borobudur 



Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh tempat keajaiban dunia. Candi ini bukan hanya terkenal dan terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Bila anda lihat dari atas strukturnya yang tertata rapi dan unik membuat siapa saja akan terkagum mengingat bangunan ini cukup kuat di bangun pada jaman yang sejak dahulu, tanpa peralatan mesin dan teknologi canggih. Tidak banyak pula, banyak ditemui wisatawan asing yang berkunjung.

Lokasi : 
Candi Budha terbesar ini berada di Desa Borobudur, Kab.Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang tepatnya berada sekitar 100 km sebelah barat laut dari kota Jogja. Walaupun candi ini berada di Magelang namun keberadaannya sering dijadikan sebagai salah satu tujuan destinasi wisata di Jogja.

lokasi candi ini sangat strategis dan mudah di jangkau oleh wisatawan, untuk sampai ke lokasi wisatawan dapat menaiki angkutan umum seperti angkot,mini bus, dan bus . selain itu di area dekat candi juga tersedia alat transportasi lain seperi bacak, dokar, dan ojek. 

Untuk tiket masuk candi ini cukup terjangkau, yaitu Rp.30.000 untuk turis domestik dan Rp.50.000 untuk turis manca negara.

Sejarah 

Candi Borobudur itu adalah candi budha yang juga menjadi salah satu candi terbesar sekaligus keajaiban dunia yang sudah diketahui oleh banyak orang. Candi ini mengandung sejarah yang luar biasa dan memiliki keindahan yang cukup memikat hati. Sehingga tidak heran disana banyak sekali wisatawan dari berbagai wilayah penjuru dunia. 
  Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123 meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke tujuh sampai lantai ke  sepuluh berbentuk bulat. Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian 235 meter diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi Mendut.  

 Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata "Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum jam.




Nilai Penting dan Keunikan 

Ketika anda sampai di tempat ini tentunya anda tidak akan bosan hanya dengan sekedar melihat. Anda juga bisa belajar dan mengetahui cerita apa yang digambarkan oleh relief-relief tersebut dengan menggunakan jasa pemandu yang ada disana. Nah, anda tentunya juga harus mengitari seluruhnya untuk bisa sampai ke puncaknya.

Di dalam candi ini ada lagi hal yang menarik. Anda tentu boleh percaya tidak percaya, bahwa ada stupa yang didalamnya berisi patung Buddha yang sedang duduk. Cobalah anda memasukkan tangan anda pada celah atau lubang yang terdapat pada stupa dan coba raih dan pegang kepala pada patung tersebut. Patung tersebut cukup jauh untuk dicapai, kerena letaknya yang berada di tengah. Bila tangan anda cukup sampai, anda bisa mendapatkan keberuntungan dan memohon apa yang ingin anda minta.

Opini saya mengnai Candi Borobudur 

Bukan hal yang menjadi rahasia lagi untuk masyarakat dunia, bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Memang di candi ini terdapat peninggalan-peninggalan sejarah yang bisa ditemukan untuk dipelajari. Namun, sayangnya struktur bangunan di Borobudur tak lagi utuh akibat adanya gempa yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Itulah alasan mengapa pihak pengelola dan pengurus candi melakukan renovasi bangunan, sehingga keaslian bangunannya tidak seperti dulu. Selain itu sekarang ini Borobudur di urus oleh pemerintah daerah Yogyakarta tidak lagi oleh pemerintah daerah Magelang, itu sangat d sayangkan menurut saya . Karena nantinya Magelang hanya akan mendapat sedikit pemasukan saja.
semoga kedepan nya Candi ini tetap dapat d lestarikan dan tidak akan punah baik dalam bangunanya atau pun segi sejarahnya, dan pengelolaan Candi ni juga dapat berjalan dengan baik agar lebih bermanfaat untuk masyarakat sekitar

Sumber 
 http://www.mishba7.com/2016/03/contoh-teks-ulasan-candi-borobudur.html
http://jokowarino.id/berwisata-ke-candi-borobudur/
http://specindo.com/harga-tiket-masuk-candi-borobudur-terbaru/

Rabu, 17 Agustus 2016

Gereja Ayam

Magelang merupakan daerah yang kaya akan destinasi wisata yang sangat indah. Salah satunya adalah Gereja Ayam, atau Gereja Merpati, ada juga yang menyebutnya denganGereja Burung karena bentuknya yang menyerupai seekor burung.
Lokasi :  Bangunan ini terletak di Bukit Rhema, salah satu dari sekian bukit yang berada di jajaran Borobudur, Tepatnya berada di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Menurut warga sekitar, bangunan itu sudah terbengkalai sejak 1990-an. Bangunan ini dulunya dijadikan sebagai tempat tinggal, sebelum dialih fungsikan menjadi gereja.




Sejarah :

           Kalau diperhatikan baik-baik, sebenarnya bangunan Gereja Ayam lebih mirip burung Merpati dan bukan ayam raksasa. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Daniel Alamsjah, orang yang mendirikan bangunan ini. Daniel Alamsjah mengaku bahwa sekitar tahun 1990-an, Tuhan memberikannya ilham untuk membangun sebuah “rumah doa” yang berbentuk burung Merpati di lokasi tersebut. Kemudian ia membeli lahan 3000 meter persegi dengan menyicilnya selama 4 tahun. Lalu mulai membangun Gereja Ayam hingga akhirnya pada tahun 1997 proses konstruksi terpaksa dihentikan karena krisis, dan ditutup pada tahun 2000 karena kehabisan dana pembangunan. Dulu saat bangunan eksentrik ini masih terurus meski belum benar-benar jadi, katanya bangunan ini pernah menjadi tempat rehabilitasi bagi anak-anak difabel, pecandu narkoba, dan orang-orang yang mengalami gangguan mental. Karena Daniel beragama Kristen, banyak yang mengira ia membangun sebuah gereja. Ia menegaskan bahwa bangunan itu bukanlah gereja. Tapi, sebuah rumah doa bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Tahun 1989 saat melakukan perjalanan Magelang (tempat keluarga istrinya berasal), Daniel memperoleh ilham dari mimpinya. Ia melihat pemandangan indah di perbukitan yang sama persis dengan mimpinya. Ia pun berdoa sepanjang malam di sana dan mendapat wahyu dari Tuhan bahwa ia harus membangun rumah doa di tempat itu.


        Namun sayangnya kini bangunan Gereja Ayam sudah terbengkalai dan dibiarkan begitu saja sehingga menjadi mirip reruntuhan bangunan kuno. Tiangnya rapuh, dindingnya kusam, coretan di mana-mana, dan berbagai kerusakan lainnya. Gereja Ayam resmi ditutup tahun 2000 karena biaya konstruksi yang terlalu tinggi. Tapi, banyak warga yang turut merasakan manfaat dari Gereja Ayam. Kemudian salah satu warga tersebut bersedia menyediakan lahan rumahnya di kaki bukit untuk dijadikan lahan parkir pengunjung.


Nilai dan keunikan

 pembangunan masih terbengkalai namun tetap banyak di kunjungi  
Bangunan ini dihiasi ornamen-ornamen cantik dan vintage, ada tangga berbentuk aneh untuk naik ke lantai atas, sebuah ruangan yang luas tanpa sekat, seperti tempat untuk melakukan ibadah layaknya gereja. Sedangkan pada bagian bawahnya, ada banyak ruangan berukuran 2×1 meter persegi tanpa jendela dan pintu. Masih kurang jelas, bangunan sekat kamar pada lantai bawah itu berfungsi untuk apa.

Walapun Gereja Ayam sudah lama terbengkalai, nggak terurus, dan sudah banyak ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan, tapi bangunan ini masih berdiri dengan megahnya. Banyak orang mengunjungi Gereja Ayam karena tertarik akan keindahan dan keunikannya. Tidak banyak dari mereka yang menggunakan tempat ini sebagai lokasi untuk hunting foto.

sebenarnya bukan berbentuk ayam, TAPI BURUNG MERPATI


Banyak yang menganggap bangunan ini mirip seekor ayam yang sedang duduk di tanah dan di bagian kepalanya terdapat sebuah mahkota. Daniel Alamsjah, pendiri Gereja Ayam meluruskan bahwa bangunan tersebut bukan berbentuk ayam, tapi burung merpati! Daniel pun bercerita tentang alasan ia mendirikan Gereja Ayam. Awalnya, Daniel mendapatkan pesan dari Tuhan untuk membangun sebuah rumah ibadah dengan bentuk burung merpati.
TERKENAL MELALUI MEDIA SOSIAL

Lama-lama, pengunjung Gereja Ayam pun makin mendunia dan menjadi sorotan para travelers yang mengunggah fotonya lewat media sosial. Bukan hanya sekadar ingin berkunjung, bahkan banyak juga pengunjung yang ingin melakukan foto pre wedding, bahkan menikah di sana. Karena sudah terkenal di luar negeri, sebutan untuk bangunan ini makin banyak, yaitu Gereja Chicken, Gereja Bird, Gereja Dove, Pigeon Hill, dan lain-lain.

SUASANA ANGKER BIKIN PENASARAN

Oh ya guys, Banyak yang menganggap Gereja Ayam adalah tempat wisata angker yang mengundang rasa penasaran pengunjung. Sepertinya yang bikin angker adalah ruangannya yang sangat gelap, terutama ketika malam hari. Untuk masuk ke Gereja Ayam, pengunjung harus melengkapi diri dengan senter. Menaiki puncak menara merupakan pilihan tepat untuk melihat pemandangan bukit, sawah yang terbentang di kejauhan, bahkan Candi Borobudur. Kalau sudah sampai di sana, kamu baru bisa merasakan sendiri, deh, sebenarnya Gereja Ayam itu angker nggak, sih? Hehehe…
         Opini :
kalau menurut saya pribadi gereja ayam ini merupakan tempat wisata yang sangat menarik untuk di kunjungi . Apalagi untuk sekarang ini bangunan nya pun sudah banyak yang di perbarui menjadi lebih baik. Walaupun semua maih dalam proses. Untuk akses menuju kesana setahu saya jalan nya masih sangat jelek dan becek . Banyak jalan jalan yang rusak, dan saat ini juga masih dalam proses perbaikan.
untuk kritik dan saran : Mungkin yang perlu diberbaiki lagi adalah fasilitas umum yang harusnya tersedia di area gereja ayam, seperti wc, tempat parkir,rest area (masjid), dan tempat untuk makan dan minum yang memang bagus dan sesuai dengan pengunjung . Lalu,untuk tiket masuk harus nya di kelola dengan baik dan oleh penanggung jawab yang baik juga agar nanti nya dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
      Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=objek+wisata+di+magelang+gereja+ayam
https://www.google.co.id/search?q=lokasi+gereja+ayam&biw=1093&bih=498&site=webhp&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjemvransjOAhXFRo8KHdi_D8MQsAQIJA