Minggu, 21 Agustus 2016

Candi Ngawen




Hai guys, ini merupakan candi ke-3 yang akan saya bahas. Jika sebelumnya saya membahas 2 candi yang cukup terkenal di Magelang yaitu Candi Borobudur dan Candi Mendut, sekarang saya akan mengulas tentang Candi yang tdak kalah menarik dengan candi lain, namun karena ukuranya yang kecil dan letak nya yang berada di tengah desa Candi Ngawen ini jadi kurang terkenal dan di kunjungi oleh wisatawan.  Sayang sekali kan , padahal di Candi Ini juga mengandung nilai sejarah lho guys.

Lokasi :

Candi Ngawen adalah candi Buddha yang berada kira-kira 5 km sebelum candi Mendut dari arah Yogyakarta, yaitu di desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.



bagaimana akses kesana :

  1. Dengan angkutan umum turun di jl. Pemuda tepatnya 500 setelah tape ketan muntilan belok kiri kemudian dilanjutkan dengan menempuh jarak sekitar 2,6 km anda akan menjumpai candi tersebut.
  2. Dengan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat dengan rute yang sama. 

oh ya teman teman, untuk masuk candi ini gratis loh, kita tidak perlu membayar tiket masuk

Sejarah Candi
  Menurut perkiraan, candi ini dibangun oleh wangsa Sailendra pada abad ke-8 pada zaman Kerajaan Mataram Kuno. Menurut Soekmono keberadaan candi Ngawen ini kemungkinan besar adalah bangunan suci yang tersebut dalam prasasti Karang Tengah pada tahun 824 M, yaitu Venuvana(Sanskerta: 'Hutan Bambu').

 

SEJARAH PENEMUAN

Candi ini pertama kali ditemukan tahun 1864 oleh seorang Belanda bernama N.W. Hoepermans. Dia menemukan arca Budha yang telah rusak dan menduga masih terdapat “sesuatu yang lain” tersembunyi di bawah sebuah bukit setinggi 2-3 meter.
Penggalian secara intensif mulai dilaksanakan tahun 1899. Sejumlah ahli arkeologi Belanda seperti BrandesVan Erp, dan Vink turun tangan membantu penggalian.
Van Erp menemukan sebuah struktur bangunan yang memiliki desain unik dan diduga sebagai sebuah candi. Tahun 1911, Van Erp menyebutkan Candi Ngawen hancur akibat letusan Gunung Merapi. Memang, candi ini pertama kali ditemukan dalam keadaan tertutup dengan pasir hingga setebal dua meter. Teori ini dianggap masuk akal, sebab Candi Borobudur yang berjarak hanya beberapa kilometer dari Candi Ngawen juga tertutup pasir akibat letusan Gunung Merapi.
Tahun 1920, sawah-sawah yang mengelilingi area penggalian dikeringkan dan proses ekskavasi dimulai. Restorasi dimulai dari candi induk di bagian Utara dan berhasil mengkonstruksi kembali satu candi induk, walau tanpa atap dan banyak bebatuan candi yang harus dibentuk ulang kembali. Bisa jadi, ini alasan mengapa dinding candi ini terlihat sebagai campuran semen dan batu kali, bukan susunan batu andesit.
Arkeolog Belanda lainnya, PJ Perquin, meneliti Candi Ngawen tahun 1925. Hebatnya, dia berhasil menyusun dan mengembalikan wujud salah satu dari kelima candi yang ada. Sementara empat buah candi lainnya, hingga saat ini tetap dibiarkan dalam kondisi yang jauh dari sempurna. Kelima candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke 8 atau 9 Masehi itu sama-sama menghadap ke arah Timur. Proses restorasi dinyatakan selesai oleh Perquin tahun 1927.

Keunikan dan Hal penting apa aja sih yang terdapat di Candi ini ?

Candi ngawen yang masih dalam tahap pemugaran ini terletak di desa Ngawen kecamatan Muntilan merupakan komplek percandian, hal ini dikarenakan terdapat lima bangunan dengan ciri bangunan peninggalan zaman Budha antara abad VIII hingga IX Masehi. Bangunan komplek candi tersebut merupakan bangunan yang di buat oleh Dinasti Syailendra dan kelima candi tersebut dibangun secara berderet dari utara ke selatan dengan masing masing menghadap ke arah timur.

Kondisi saat ini hanya candi no 2 saja yang kelihatan utuh, dengan sebuah patung Dhyani Buddha Ratnasambhawa dengan posisi tangan yang disebut Waramudra atau Buddha memberikan berkah. Candi tersebut menjadi bangunan paling lengkap diantara candi yang lain merupakan hasil pemugaran pada tahun 1927. Selain kelima bangunan tersebut di empat sudut bangunan ini terdapat patung empat singa dan merupakan symbol dari penjaga candi, lokasi dari keempat patung tersebut berada tepat dipertigaan jalan beraspal jalan desa setempat.
Untuk candi yang ke empat saat ini baru dalam proses pemugaran yang dilakukan oleh petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakal (BP3) Jawa Tengah. Hal ini di lakukan  dalam upaya untuk menampakkan wujud bangunan bersejarah tersebut, hingga bagian dasar selasar dengan memasangkan patung singa disetiap sudut dan menempatkan  satu patung Dhyani Buddha Amithaba atau sang Buddha bermeditasi, dimana bentuknya saat ini sudah tidak utuh lagi dibagian tengah candi tersebut.
Relief yang terukir di candi Ngawen dinataranya menggambarkan kisah Kinara kinari atau penghibur sang dewa di Khayangan dan kalamakara atau dewa waktu. Di komplek candi Ngawen ini juga sekaligus tempat menyimpan bebatuan candi lainnya yang masih belum bisa direkontruksi kembali atau batuan lepas.
Satu hal yang membuat candi ini kelihatan istimewa adalah adanya gerbang atau gapura yang jaraknya sekitar dua meter didepan pintu masuk bangunan utama.



Salah satu keunikan Candi Ngawen adalah keberadaan 4 buah arca singa di setiap sudut candi II dan Candi IV. Kompleks candi Ngawen terdiri dari 5 (lima) buah candi yang berderet sejajar dari utara ke selatan. Bangunan candi menghadap Timur. Berturut dari arah selatan Candi Ngawen I, II, III, IV dan V dengan masing-masing candi berdenah bujur sangkar. Candi II dan IV memiliki Ukuran dan bentuk konstruksi yang sama.

Keunikan lainnya yaitu pada seni arsitektur candi ini, ditemukan pada arca singa yang menopang empat sisi bangunan candi yang berhasil direkonstruksi dari lima bangunan yang ada. Gaya ukiran arca singa ini menyerupai lambang singa pada negara Singapura, dan berfungsi mengaliri air hujan yang keluar lewat mulut arca.

Yang juga menarik pada saat mengunjungi komplek ini, kamu bisa menikmati taman kecil yang indah disini, kalo buat foto-foto sudah pasti ini tempat yang tepat. Dibagian timur dalam komplek ini masih terdapat tumpukan batu-batu sisa candi yang belum dipasang atau dipugar menjadi candi utuh. Tapi tetap menjadi hal menarik juga untuk dilihat, karena ternyata ada beberapa motif yang sangat khas bisa dilihat secara utuh dan dekat disini.


 Opini :

menurut saya candi ini sih bagus ya temen temen tapi pengelolaan nya itu yang masih sangat memprihatinkan, belum terurus dengan baik yaa. Padahal Candi ini mempunyai nilai sejarah yang kuat loh. Enak sih masuk nya gratis tapi ya begitulah fasilitas di sini sangat minim , Untuk toilet saja tidak ada yang layak untuk wisatawan disini juga jarang ditemukan penjual makanan. jadi kalau mau kesini bawa jajan dari rumah yaa :)
semoga setelah pemugaran nanti candi bisa lebih baik lagi dalam pengelolaan dan banyak wisatawan yang datang.


Sumber: 

http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_tengah-candi_ngawen_53

http://mblusuk.com/135-Candi-Ngawen.html

www.magelangonline.com/wisata-candi-ngawen-magelang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar