Gereja Ayam
Magelang merupakan daerah yang kaya akan destinasi wisata
yang sangat indah. Salah satunya adalah Gereja Ayam, atau Gereja Merpati, ada
juga yang menyebutnya denganGereja Burung karena bentuknya yang menyerupai
seekor burung.
Lokasi : Bangunan ini
terletak di Bukit Rhema, salah satu dari sekian bukit yang berada di jajaran
Borobudur, Tepatnya berada di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang. Menurut warga sekitar, bangunan itu sudah
terbengkalai sejak 1990-an. Bangunan ini dulunya dijadikan sebagai tempat
tinggal, sebelum dialih fungsikan menjadi gereja.
Sejarah :
Kalau
diperhatikan baik-baik, sebenarnya bangunan Gereja Ayam lebih mirip burung
Merpati dan bukan ayam raksasa. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Daniel Alamsjah,
orang yang mendirikan bangunan ini. Daniel Alamsjah mengaku bahwa
sekitar tahun 1990-an, Tuhan memberikannya ilham untuk membangun sebuah “rumah
doa” yang berbentuk burung Merpati di lokasi tersebut. Kemudian ia membeli
lahan 3000 meter persegi dengan menyicilnya selama 4 tahun. Lalu mulai
membangun Gereja Ayam hingga akhirnya pada tahun 1997 proses konstruksi
terpaksa dihentikan karena krisis, dan ditutup pada tahun 2000 karena kehabisan
dana pembangunan. Dulu saat
bangunan eksentrik ini masih terurus meski belum benar-benar jadi, katanya
bangunan ini pernah menjadi tempat rehabilitasi bagi anak-anak difabel, pecandu
narkoba, dan orang-orang yang mengalami gangguan mental. Karena Daniel beragama Kristen, banyak
yang mengira ia membangun sebuah gereja. Ia menegaskan bahwa bangunan itu
bukanlah gereja. Tapi, sebuah rumah doa bagi orang-orang yang percaya kepada
Tuhan. Tahun 1989 saat melakukan perjalanan Magelang (tempat keluarga istrinya
berasal), Daniel memperoleh ilham dari mimpinya. Ia melihat pemandangan indah
di perbukitan yang sama persis dengan mimpinya. Ia pun berdoa sepanjang malam
di sana dan mendapat wahyu dari Tuhan bahwa ia harus membangun rumah doa di
tempat itu.
Namun sayangnya kini bangunan Gereja Ayam sudah
terbengkalai dan dibiarkan begitu saja sehingga menjadi mirip reruntuhan
bangunan kuno. Tiangnya rapuh, dindingnya kusam, coretan di mana-mana, dan
berbagai kerusakan lainnya. Gereja Ayam resmi ditutup tahun 2000 karena biaya konstruksi
yang terlalu tinggi. Tapi, banyak warga yang turut merasakan manfaat dari
Gereja Ayam. Kemudian salah satu warga tersebut bersedia menyediakan lahan
rumahnya di kaki bukit untuk dijadikan lahan parkir pengunjung.
Nilai dan keunikan
pembangunan masih terbengkalai namun tetap banyak di kunjungi
Bangunan ini dihiasi ornamen-ornamen cantik dan vintage, ada tangga berbentuk aneh untuk naik ke lantai
atas, sebuah ruangan yang luas tanpa sekat, seperti tempat untuk melakukan
ibadah layaknya gereja. Sedangkan pada bagian bawahnya, ada banyak ruangan
berukuran 2×1 meter persegi tanpa jendela dan pintu. Masih kurang jelas,
bangunan sekat kamar pada lantai bawah itu berfungsi untuk apa.
Walapun Gereja Ayam
sudah lama terbengkalai, nggak terurus, dan sudah banyak ditumbuhi oleh
tumbuh-tumbuhan, tapi bangunan ini masih berdiri dengan megahnya. Banyak orang
mengunjungi Gereja Ayam karena tertarik akan keindahan dan keunikannya. Tidak
banyak dari mereka yang menggunakan tempat ini sebagai lokasi untuk hunting foto.
sebenarnya
bukan berbentuk ayam, TAPI BURUNG MERPATI
Banyak
yang menganggap bangunan ini mirip seekor ayam yang sedang duduk di tanah dan
di bagian kepalanya terdapat sebuah mahkota. Daniel Alamsjah, pendiri Gereja
Ayam meluruskan bahwa bangunan tersebut bukan berbentuk ayam, tapi burung
merpati! Daniel pun bercerita tentang alasan ia mendirikan Gereja Ayam.
Awalnya, Daniel mendapatkan pesan dari Tuhan untuk membangun sebuah rumah
ibadah dengan bentuk burung merpati.
TERKENAL MELALUI MEDIA SOSIAL
Lama-lama,
pengunjung Gereja Ayam pun makin mendunia dan menjadi sorotan para travelers yang
mengunggah fotonya lewat media sosial. Bukan hanya sekadar ingin berkunjung,
bahkan banyak juga pengunjung yang ingin melakukan foto pre wedding, bahkan
menikah di sana. Karena sudah terkenal di luar negeri, sebutan untuk bangunan
ini makin banyak, yaitu Gereja Chicken, Gereja Bird, Gereja Dove, Pigeon
Hill, dan lain-lain.
SUASANA ANGKER BIKIN PENASARAN
Oh ya guys, Banyak yang menganggap Gereja Ayam adalah tempat
wisata angker yang mengundang rasa penasaran pengunjung. Sepertinya yang bikin
angker adalah ruangannya yang sangat gelap, terutama ketika malam hari. Untuk
masuk ke Gereja Ayam, pengunjung harus melengkapi diri dengan senter. Menaiki
puncak menara merupakan pilihan tepat untuk melihat pemandangan bukit, sawah
yang terbentang di kejauhan, bahkan Candi Borobudur. Kalau sudah sampai di
sana, kamu baru bisa merasakan sendiri, deh, sebenarnya Gereja Ayam itu angker
nggak, sih? Hehehe…
Opini :
kalau menurut saya pribadi gereja ayam ini merupakan tempat wisata yang sangat menarik untuk di kunjungi . Apalagi untuk sekarang ini bangunan nya pun sudah banyak yang di perbarui menjadi lebih baik. Walaupun semua maih dalam proses. Untuk akses menuju kesana setahu saya jalan nya masih sangat jelek dan becek . Banyak jalan jalan yang rusak, dan saat ini juga masih dalam proses perbaikan.
untuk kritik dan saran : Mungkin yang perlu diberbaiki lagi adalah fasilitas umum yang harusnya tersedia di area gereja ayam, seperti wc, tempat parkir,rest area (masjid), dan tempat untuk makan dan minum yang memang bagus dan sesuai dengan pengunjung . Lalu,untuk tiket masuk harus nya di kelola dengan baik dan oleh penanggung jawab yang baik juga agar nanti nya dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=objek+wisata+di+magelang+gereja+ayam
https://www.google.co.id/search?q=lokasi+gereja+ayam&biw=1093&bih=498&site=webhp&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjemvransjOAhXFRo8KHdi_D8MQsAQIJA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar