Rabu, 17 Agustus 2016

Gereja Ayam

Magelang merupakan daerah yang kaya akan destinasi wisata yang sangat indah. Salah satunya adalah Gereja Ayam, atau Gereja Merpati, ada juga yang menyebutnya denganGereja Burung karena bentuknya yang menyerupai seekor burung.
Lokasi :  Bangunan ini terletak di Bukit Rhema, salah satu dari sekian bukit yang berada di jajaran Borobudur, Tepatnya berada di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Menurut warga sekitar, bangunan itu sudah terbengkalai sejak 1990-an. Bangunan ini dulunya dijadikan sebagai tempat tinggal, sebelum dialih fungsikan menjadi gereja.




Sejarah :

           Kalau diperhatikan baik-baik, sebenarnya bangunan Gereja Ayam lebih mirip burung Merpati dan bukan ayam raksasa. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Daniel Alamsjah, orang yang mendirikan bangunan ini. Daniel Alamsjah mengaku bahwa sekitar tahun 1990-an, Tuhan memberikannya ilham untuk membangun sebuah “rumah doa” yang berbentuk burung Merpati di lokasi tersebut. Kemudian ia membeli lahan 3000 meter persegi dengan menyicilnya selama 4 tahun. Lalu mulai membangun Gereja Ayam hingga akhirnya pada tahun 1997 proses konstruksi terpaksa dihentikan karena krisis, dan ditutup pada tahun 2000 karena kehabisan dana pembangunan. Dulu saat bangunan eksentrik ini masih terurus meski belum benar-benar jadi, katanya bangunan ini pernah menjadi tempat rehabilitasi bagi anak-anak difabel, pecandu narkoba, dan orang-orang yang mengalami gangguan mental. Karena Daniel beragama Kristen, banyak yang mengira ia membangun sebuah gereja. Ia menegaskan bahwa bangunan itu bukanlah gereja. Tapi, sebuah rumah doa bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Tahun 1989 saat melakukan perjalanan Magelang (tempat keluarga istrinya berasal), Daniel memperoleh ilham dari mimpinya. Ia melihat pemandangan indah di perbukitan yang sama persis dengan mimpinya. Ia pun berdoa sepanjang malam di sana dan mendapat wahyu dari Tuhan bahwa ia harus membangun rumah doa di tempat itu.


        Namun sayangnya kini bangunan Gereja Ayam sudah terbengkalai dan dibiarkan begitu saja sehingga menjadi mirip reruntuhan bangunan kuno. Tiangnya rapuh, dindingnya kusam, coretan di mana-mana, dan berbagai kerusakan lainnya. Gereja Ayam resmi ditutup tahun 2000 karena biaya konstruksi yang terlalu tinggi. Tapi, banyak warga yang turut merasakan manfaat dari Gereja Ayam. Kemudian salah satu warga tersebut bersedia menyediakan lahan rumahnya di kaki bukit untuk dijadikan lahan parkir pengunjung.


Nilai dan keunikan

 pembangunan masih terbengkalai namun tetap banyak di kunjungi  
Bangunan ini dihiasi ornamen-ornamen cantik dan vintage, ada tangga berbentuk aneh untuk naik ke lantai atas, sebuah ruangan yang luas tanpa sekat, seperti tempat untuk melakukan ibadah layaknya gereja. Sedangkan pada bagian bawahnya, ada banyak ruangan berukuran 2×1 meter persegi tanpa jendela dan pintu. Masih kurang jelas, bangunan sekat kamar pada lantai bawah itu berfungsi untuk apa.

Walapun Gereja Ayam sudah lama terbengkalai, nggak terurus, dan sudah banyak ditumbuhi oleh tumbuh-tumbuhan, tapi bangunan ini masih berdiri dengan megahnya. Banyak orang mengunjungi Gereja Ayam karena tertarik akan keindahan dan keunikannya. Tidak banyak dari mereka yang menggunakan tempat ini sebagai lokasi untuk hunting foto.

sebenarnya bukan berbentuk ayam, TAPI BURUNG MERPATI


Banyak yang menganggap bangunan ini mirip seekor ayam yang sedang duduk di tanah dan di bagian kepalanya terdapat sebuah mahkota. Daniel Alamsjah, pendiri Gereja Ayam meluruskan bahwa bangunan tersebut bukan berbentuk ayam, tapi burung merpati! Daniel pun bercerita tentang alasan ia mendirikan Gereja Ayam. Awalnya, Daniel mendapatkan pesan dari Tuhan untuk membangun sebuah rumah ibadah dengan bentuk burung merpati.
TERKENAL MELALUI MEDIA SOSIAL

Lama-lama, pengunjung Gereja Ayam pun makin mendunia dan menjadi sorotan para travelers yang mengunggah fotonya lewat media sosial. Bukan hanya sekadar ingin berkunjung, bahkan banyak juga pengunjung yang ingin melakukan foto pre wedding, bahkan menikah di sana. Karena sudah terkenal di luar negeri, sebutan untuk bangunan ini makin banyak, yaitu Gereja Chicken, Gereja Bird, Gereja Dove, Pigeon Hill, dan lain-lain.

SUASANA ANGKER BIKIN PENASARAN

Oh ya guys, Banyak yang menganggap Gereja Ayam adalah tempat wisata angker yang mengundang rasa penasaran pengunjung. Sepertinya yang bikin angker adalah ruangannya yang sangat gelap, terutama ketika malam hari. Untuk masuk ke Gereja Ayam, pengunjung harus melengkapi diri dengan senter. Menaiki puncak menara merupakan pilihan tepat untuk melihat pemandangan bukit, sawah yang terbentang di kejauhan, bahkan Candi Borobudur. Kalau sudah sampai di sana, kamu baru bisa merasakan sendiri, deh, sebenarnya Gereja Ayam itu angker nggak, sih? Hehehe…
         Opini :
kalau menurut saya pribadi gereja ayam ini merupakan tempat wisata yang sangat menarik untuk di kunjungi . Apalagi untuk sekarang ini bangunan nya pun sudah banyak yang di perbarui menjadi lebih baik. Walaupun semua maih dalam proses. Untuk akses menuju kesana setahu saya jalan nya masih sangat jelek dan becek . Banyak jalan jalan yang rusak, dan saat ini juga masih dalam proses perbaikan.
untuk kritik dan saran : Mungkin yang perlu diberbaiki lagi adalah fasilitas umum yang harusnya tersedia di area gereja ayam, seperti wc, tempat parkir,rest area (masjid), dan tempat untuk makan dan minum yang memang bagus dan sesuai dengan pengunjung . Lalu,untuk tiket masuk harus nya di kelola dengan baik dan oleh penanggung jawab yang baik juga agar nanti nya dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar.
      Sumber :
https://www.google.co.id/search?q=objek+wisata+di+magelang+gereja+ayam
https://www.google.co.id/search?q=lokasi+gereja+ayam&biw=1093&bih=498&site=webhp&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwjemvransjOAhXFRo8KHdi_D8MQsAQIJA

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar